Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertanian. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Agustus 2016

Madiun Kicau Mania Pestisida Alami untuk Mengatasi Wereng - Peternak Burung Madiun

Pada akhir-akhir ini serangan wereng pada tanaman padi semakin meningkat di beberapa wilayah jawa dan sumatra. hama wereng telah merusak puluhan bahkan ratusan hektar sawah petani. akibat dari hama werang produksi sawah yang tadinya 6.2 ton/ha, sekarang hanya mampu mendapai 5.4 ton/ha. Petani terancam rugi, ketersediaan pangan nasional pun terancam berkurang.

Wereng adalah sebutan umum untuk serangga penghisap cairan tumbuhan. Ukuran tubuhnya  kecil. Terdapat beberapa jenis hama wereng, beberapa diantaranya antara lain wereng hijau dan coklat. Karena hanya bisa  hidup dengan menghisap cairan tumbuhan, wereng menjadi hama penting dalam budidaya tanaman, selain sebagai pemakan langsung, wereng juga menjadi vektor bagi penularan sejumlah penyakit tumbuhan dari kelompok virus.

Wereng memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungannya. Bahkan, suatu jenis wereng mampu menghasilkan keturunan yang tahan terhadap kondisi tertentu.

Penggunaan satu jenis varietas secara terus menerus bisa menjadi salah satu faktor penyebab ledakan hama wereng. Untuk itu, pergiliran tanaman dan varietas perlu dilakukan untuk memutus rantai hidup wereng. Selain itu, penjarangan pada jarak tanam juga mampu mengurangi serangan hama wereng.

Dalam melakukan kegiatan pertanian keseimbangan ekosistem dan rantai makanan harus terjaga. Keberadaan predator alami wereng seperti laba-laba, kumbang, kepik permukaan air, dan belalan bertanduk panjang akan mampu mengendalikan polpulasi hama wereng. Untuk itu, kita perlu menjaga tempat hidup dari para predator tersebut yang biasanya hidup dalam semak dan beberapa tanaman gulma. Jika pengendalian kultur teknis serta pengendalian secara biologi tersebut tidak mampu mengatasi serangan hama, maka kita bisa melakukan pengendalian secara mekanis yaitu dengan menggunakan perangkap lampu di malam hari.


Baca juga : Cara Mengendalikan Hama Wereng dengan Pestisida Alami


Pestisida Alami untuk Mengatasi Wereng

Berikut beberapa tips dari mbak Susan mengenai pembuatan pestisida alami dari daun sirsak. Susan Lusiana merupakan Penanggung Jawab Pusdiklat Pertanian Berkelanjutan Serikat Petani Indonesia (SPI) menyebutkan bahwa alternatif terakhir ketika serangan hama sudah melebihi ambang batas ekonomi adalah dengan melakukan pengendalian dengan penggunaan pestisida alami. 
“Pestisida alami bersifat mengurangi serangan hama, bukan untuk membunuh hama. Oleh karenanya penggunaan pestisida alami tidak akan mematikan predator alami dari hama tersebut. Cara kerjanya adalah mengusir hama dengan bau tertentu ataupun dengan menghilangkan nafsu makan hama,” ungkap Susan. 
“Untuk mencegah hama wereng, bahan yang sering digunakan adalah biji mahoni atau biji atau daun sirsak.  Di dalam bahan ini terdapat repellent (penolak serangga) dan antifeedant (penghambat nafsu makan),” tambah Susan. 

Langkah Langkah Pembuatan Pestisida Alami

Untuk membuat pestisida alami dari daun sirsak diperlukan daun sirsak sebanyak 1 genggam, rimpang jeringau sebanyak 1 genggam, bawang putih 20 siung, sabun colek 20 gr dan air sebanyak 20 liter. Daun sirsak berfungsi sebagai penghamabat nafsu makan serangga, sedangkan jeringau dan bawang putih berfungsi untuk pengusir serangga dengan baunya yang khas. Bawang putih juga mengandung alisin yang akan membantu pertumbuhan jaringan yang rusak. Sementara itu sabun colek berfungsi sebagai perekat ketika larutan disemprotkan. 
Cara pembuatan:
Daun sirsak, rimpang jeringau, dan bawang putih ditumbuk sampai halus, kemudian dicampur dengan sabun colek. Campuran tersebut kemudian direndam dalam air 20 liter selama dua hari. Larutan selanjutnya disaing dengan kain halus dan siap diaplikasikan. Setiap 1 liter air saringan diencerkan dalam 15 liter air, kemudian disemprotkan merata ke bagian bawah tanaman padi. 
Cara lainnya yakni :
menggunakan biji dan daun sirsak yang sudah dicincang halus sebanyak 250 gram, dicampur dengan mikroba (efektif mikroorganisme) sebanyak 50 ml, tetes gula sebanyak 50 ml, dicampur dengan 1 liter air. Keseluruhan bahan dimasukan ke dalam drum plastik, tutup drum rapat-rapat dan simpan ke dalam ruangan yang hangat (20-35 derajat celcius) dan tidak terkena sinar matahari langsung. Aduk secara teratur dengan cara menggoyangkan ember dan tutup drum dibuka sebentar untuk membebaskan gas. Fermentasi akan mulai dan gas akan dibebaskan dalam 2-5 hari. Lalu masukkan ekstrak yang dihasilkan ke dalam botol plastik setelah disaring. Penggunaan Ekstrak dapat dilakukan dengan  disiramkan ke tanah atau tanaman secara merata dalam bentuk larutan dengan dosis 5-10 cc/liter air. Penyemprotan pada tanaman yang dilakukan setelah pertumbuhan tunas, secara kontinyu sebelum hama atau penyakit muncul, penyemprotan dilakukan sore atau pagi hari, di waktu angin tidak bertiup kencang atau setelah hujan.

----------------------------------------------------------------------------

Share... semoga info ini bermanfaat untuk yang lainnya, sumber caramengatasiwereng.blogspot.co.id



Selasa, 09 Agustus 2016

Madiun Kicau Mania Cara Mengendalikan Hama Wereng dengan Pestisida Alami - Peternak Burung Madiun

Perlu kita ketahui bahwa hama wereng merupakan salah satu hama yang sangat ditakuti oleh petani setelah hama tikus. para petani menganggap kalau hama wereng itu sulit untuk dikendalikan, hal ini disebabkan karena para petani biasanya mengetahui serangan wereng setelah terjadi serangan yang sangat parah. terkadang seorang petani mengetahui serangan hama wereng ini setelah padi sudah terlihat merah dan mengering dan itu sudah sangat sulit untuk dikendalikan. 

Hama wereng ada beberapa macam diantaranya yaitu wereng coklat, wereng hijau dan wereng loreng. Wereng coklat dalam bahasa latin disebut nilaparvata lugens. Sedangkan wereng hijau dalam bahasa latin di sebut Nephotettix virescens (Distant). wereng loreng dalam bahasa latin di sebut Recilia dorsalis.



Baca juga : Cara budidaya tanaman padi


Mengendalikan Hama Wereng dengan Pestisida Alami

  1. Gunakan Pestisida
    Untuk mengusir hama wereng bisa menggunakan pestisida yang banyak tersedia di toko pertanian.

  2. Gunakan Pestisida Alami
    Alternatif lain dalam mengusir hama wereng adalah dengan cara membuat pestisida alami, yakni pestisida yang dibuat sendiri oleh kita. Contoh penggunaan pestisida alami adalah Membuat pestisida lamai dengan menggunakan biji mahoni dan biji atau daun sirsak. Cara nya adalah Daun sirsak, rimpang jeringau, dan bawang putih ditumbuk sampai halus, kemudian dicampur dengan sabun colek. Campuran tersebut kemudian direndam dalam air 20 liter selama dua hari. Larutan selanjutnya disaing dengan kain halus dan siap diaplikasikan. Setiap 1 liter air saringan diencerkan dalam 15 liter air, kemudian disemprotkan merata ke bagian bawah tanaman padi. 

    Selain dengan cara di atas juga ada cara yang alami lagi yakni dengan cara buah kecubung dua butir dan akar jenu/tuba  1 kg dan air 1 liter. Caranya ketiga bahan tersebut di campur jadi satu dan ditumbuk dan diaduk di seduh hingga mendidih. Dinginkan dan kemudian airnya di saring. Bahan siap digunakan dengan mencampurkan 16 liter air.

Pencegahan Hama Wereng

Langkah Pencegahan untuk mencegah serangan hama wereng perlu dilakukan beberapa tindakan. Diantaranya:
  • Bersihkan gulma,singgang dari sawah dan areal sekitarnya.
  • Hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami.
  • Gunakan varietas tahan wereng seperti Ciherang, Mekongga, dan Cigeulis.
  • Gunakan varietas tahan tungro seperti IR-50, IR-64, Citanduy, Dodokan, IR –66, IR-70, Barumun, kelara, memberamo, IR-36, IR-42, Semeru, Ciliwung , Kr. Aceh, Sadang, Cisokan, Bengawan , Citarum dan terakhir adalah serayu.
  • Jumlah kritis: pada kepadatan 1 wereng coklat/batang atau kurang, masih ada peluang menekan populasi.
  • Amati wereng di persemaian setiap hari, atau setiap minggu setelah tanam pindah pada batang dan permukaan air. Periksa kedua sisi persemaian. Pada tanaman yang lebih tua, pegang tanaman dan rebahkan sedikit dan tepuk dengan pelan dekat bagian basal untuk melihat kalau ada wereng yang jatuh ke permukaan air.
  • Gunakan perangkap cahaya waktu malam ketika terlihat ada gejala serangan wereng. Jangan tempatkan cahaya dekat persemaian atau sawah. Bila perangkap cahaya diserbu oleh berates wereng, berarti persemaian dan sawah perlu segera diperiksa; lalu amati setiap hari dalam beberapa minggu berikutnya.
  • Pupuk lengkap (NPK), dosis 250 kg urea, 100 kg
  • SP36, dan 100 kg KCl/ha dapat membantu upayaSP36, dan 100 kg KCl/ha dapat membantu upaya pencegahan

------------------------------------------------------------------------------------

Demikianlah ulasan tentang cara mengendalikan hama wereng.. share, semoga lebih bermanfaat....
sumber : carabertani.com

Rabu, 16 Maret 2016

Madiun Kicau Mania Cara Menanam Bayam yang Baik - Peternak Burung Madiun

Cara menanam bayam yang baik seperti banyak sekali yang mencarinya, karena sayuran bayam ini sudah sangat akrab dengan sekali dengan masyarakat di indonesia. Bayam adalah salah satu sayuran yang kaya akan protein nabati, sering sekali dijadikan sayur, sebagai pelengkap menu masakan khas masyarakat indonesia. Adapun cara menanam bayam sangatlah mudah, bahkan bisa anda lakukan sendiri meskipun anda bukan seorang petani. anda dapat menanam sayuran jenis ini di dipekarangan atau sekitar rumah anda untuk konsumsi sendiri atau budidaya bayam untuk menambah penghasilan anda tentunya.


Untuk dapat mengetahui budidaya dan cara menanam bayam yang baik ada beberapa tahapan berikut ini

Menanam Bayam yang Baik

Syarat PertumbuhanTanaman bayam paling cocok jika ditanam di daerah dataran dengan curah hujan yang juga cukup tinggi hingga mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun. Selain itu, tanaman bayam juga membutuhkan sinar matahari penuh, sehingga jika tempat tumbuhnya ternaungi, maka pertumbuhannya tidak akan dapat maksimal. Namun demikian, untuk tanaman bayam yang pertumbuhannya sudah cukup tinggi, angin kencang dapat menjadi musuh utamanya karena dapat merobohkan tanaman. Suhu yang ideal untuk tumbuh kembangnya tanaman ini berkisar antara 16o – 20o Celcius, dengan kelembaban udara antara 40 – 60%.
Tanaman bayam akan tumbuh dengan baik jika ditanam di tanah yang gembur dan subur, dan kandungan haranya terpenuhi. Bayam tergolong peka terhadap pH tanah. Jika pH tanah di atas 7 (alkalis), daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning – kuningan (klorosis) dalam pertumbuhannya. Sebaliknya, jika pH di bawah 6 (asam), bayam tidak akan tumbuh sempurna akibat kekurangan beberapa unsur. Karena itu pH tanah yang ideal bagi tanaman bayam antara 6 – 7.
Bayam juga sangat membutuhkan air yang cukup dalam pertumbuhannya. Jika sampai kekurangan air, maka pertumbuhannya akan terganggu. Untuk itu, tanamlah bayam pada akhir musim kemarau atau di awal musim hujan.

Pembibitan/PembenihanBenih tanaman bayam harus berasal dari induk yang sehat, memiliki kemurnian benih dengan daya berkecambah mencapai 80%, dengan tujuan agar dalam pertumbuhannya nanti memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit. Untuk lahan seluas 1 hektar, benih yang dibutuhkan berkisar antara 5 – 10 kg, atau 0,5 – 1,0 gram per m2 luas lahan.
Untuk proses pembibitan dilakukan beberapa proses, seperti :
a. Pilihlah tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya untuk lahan pembibitan, agar terbebas dari hama dan penyakit tanaman. Lahan pembibitan harus diberi atap, bisa dibuat dari plastik atau atap jerami padi. Benih bayam selanjutnya disebar secara merata atau disebar berbaris – baris pada lahan persemaian sebelum ditutup dengan selapis tanah tipis.
b. Lakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati selama pemeliharaan benih / bibit. Jika diperlukan, gunakan pupuk kandang untuk menjaga kesuburan tanah. Jika dalam pertumbuhannya ada bibit yang terserang hama/penyakit, semprotlah dengan pestisida dosis rendah.
c. Ketika bibit berumur 7 – 14 hari, pindahkan bibit-bibit tersebut ke dalam pot-pot yang terbuat dari kantong plastik atau daun pisang yang sebelumnya diisi dengan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk organik halus (1:1). Siram dengan teratur bibit dalam pot setelah berumur 7 – 14 hari, hingga siap untuk dipindahkan ke lahan tanam.
Pengolahan Media Tanam
Pembuatan media tanam dilakukan dengan mencangkul/membajak tanah sedalam 30 – 40 cm. Seluruh sisa tanaman serta gulma disingkirkan, dan tanah diratakan. Biarkan lahan tersebut selama beberapa hari agar tanah benar-benar matang.
Proses selanjutnya dari Pengolahan Media tanam adalah :
a. Membuat bedengan dengan lebar antara 120 – 160 cm, tergantung populasi tanaman yang nantinya akan ditanam. Buat juga parit antar bedengan selebar 20 – 30 cm, dengan kedalaman 30 cm untuk drainase. Di atas bedengan itulah lubang – lubang tanam dibuat dengan jarak antar barisan 60-80 cm, dan jarak antar lubang (dalam barisan) 40-50 cm.
b. Jika pH tanah terlalu rendah, lakukanlah pengapuran dengan menggunakan kapur pertanian seperti Calcit maupun Dolomit. Untuk tipe tanah pasir dan pasir berlempung, diperlukan ± 988 kg kapur pertanian / ha.Sedang kebutuhan kapur pertanian untuk tanah lempung berpasir dan liat berlempung sekitar 1.730 – 4.493 kg / hektar.
Sebaliknya, jika ingin menurunkan pH tanah, gunakan tepung Belerang (S) atau Gipsum sebanyak 6 ton / hektar. Pemberian tepung belerang dilakukan dengan cara menyebarkannya secara merata dan dicampur tanah sekitar sebulan sebelum tanam.
c. Sekitar 1 – 2 minggu sebelum tanam, berikan pupuk kandang yang telah masak dengan cara menyebarkannya secara merata di atas bedengan, lalu diaduk dengan tanah lapisan atas. Pemupukan diberikan per lubanng tanam dengan cara memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam. Untuk setiap lubang tanam dibutuhkan sekitar 1-2 kg pupuk kandang, sehingga untuk setiap hektar diperlukan pupuk kandang sekitar 10 ton.
Agar hasil produksi memiliki kualitas yang baik maka, saat penanaman sebaiknya diberi mulsa atau dipasang palstik perak-hitam. Penggunaan plastik ini bertujuan untuk mengurangi serangan hama dan penyakit, termasuk juga gangguan gulma.

Teknik PenanamanTanaman bayam dapat langsung di tanam di lahan tanpa melalui proses penyemaian. Namun hasil yang diperoleh akan lebih baik jika melalui proses penyemaian karena benih yang ditanam terlebih dahulu diseleksi kualitasnya. Untuk penanaman yang tanpa penyemaian, biji bayam yang disebarkan langsung di atas bedengan, terlebih dahulu dicampur abu. Penyebarannya dilakukan menurut barisan dengan arah membujur. Benih yang telah disebar selanjutnya ditutup tanah halus dan disiram sampai basah. Waktu terbaik untuk melakukan penanaman adalah awal musim hujan.
Jarak tanam berkisar antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm, atau disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah serta varietas bayam. Untuk setiap 1 hektar lahan, populasi tanaman berkisar antara 30.000 – 60.000 tanaman.
Pemeliharaan TanamanUntuk budidaya bayam yang penanamannya dilakukan dengan langsung menyebar benih, pertumbuhannya seringkali tidak merata, diantaranya ada yang tumbuh mengelompok sehingga menghambat pertumbuhan. Karena itu, harus dilakukan penjarangan yang juga sekaligus panen pertama. Untuk tanaman bayam yang dihasilkan dari persemaian, adakalanya beberapa diantara tanaman yang ada mati atau terserang penyakit, sehingga harus dilakukan penyulaman dengan mengganti tanaman tersebut dengan tanaman yang baru.
a. Lakukan penyiangan jika muncul gulma tanaman utamanya Gelang (Portulaca oleracea), karena gulma gelang bisa menurunkan produksi bayam sampai dengan 30 – 65%. Ketika melakukan penyiangan, lakukan pula penggemburan tanah secara bersamaan, dengan menggunakan cangkul kecil atau sabit.
b. Karena bayam memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap air, maka penyiraman harus mendapat perhatian. Pada awal pertumbuhan lakukanlah penyiraman secara intensif sebanyak 1 -2 kali sehari, utamanya di musim kemarau. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, dengan memakai alat bantu gembor agar air yang disiramankan dapat merata.
c. Jika tanaman terserang hama, seperti ulat grayak, tungau dan kutu daun, semprotkan pestisida yang mengandung margosin dan glikosdida flafonoid. Sedang untuk mengendalikan penyakit, bisa digunakan obat-obatan yang mengandung unsur bunga Camomil (Chamaemelum spp). Cara penggunaannya, campurkan pestisida dan obat-obatan sebanyak 60 cc untuk setiap 1 liter air, lalu semprotkan ke tanaman yang terserang hama pada daun dan batangnya dengan rasio 1 minggu 1 kali.
Panen dan Pasca PanenTanaman bayam siap untuk dipanen pada umur 25 – 35 hari setelah tanam. Ketika itu, tinggi tanaman antara 15 – 20 cm dan masih belum berbunga. Saat panen yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari, yakni di saat suhu udara tidak terlalu tinggi. Setelah panen pertama, dilanjutkan dengan panen berikutnya setiap 3-5 hari sekali. Jika umur tanaman sudah sampai 35 hari, maka seluruh tanaman bayam harus dipanen secara keseluruhan, sebab jika melampaui umur tersebut, kualitas bayam akan menurun karena daun-daunnya menjadi kasar. Untuk setiap hektar lahan, hasil panen bayam bisa mencapai 22.630 kg.
Bayam yang telah dipanen, harus diletakkan di tempat yang teduh atau tidak terkena sinar matahari langsung, agar daunnya tidak layu. Setelah itu dilakukan penyortiran untuk memisahkan bayam yang busuk atau rusak dengan bayam yang baik dan segar. Penggolongan terhadap bayam juga dilakukan berdasarkan besar kecilnya daun. Selesai penyortiran atau bersamaan dengan penyortiran, bayam diikat sesuai dengan kebutuhan pemasaran.
Bayam yang tidak langsung dipasarkan dapat disimpan selama 12 jam pada tempat terbuka, dan proses penyimpanan dapat diperpanjang hingga 12 – 14 hari pada suhu dingin mendekati 0o Celcius.

Demikianlah ulasan tentang cara menanam bayam , dari keterangan di atas mohon koreksi setelah mempraktekannya, dan mohon saran agar sempurnanya,,,

Terimakasih... 

Jumat, 05 September 2014

Madiun Kicau Mania Cara Budidaya Bawang Merah - Peternak Burung Madiun

Cara Budidaya Bawang Merah - Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk kepentingan kehidupannya.budidaya bawang merah memang tidak tidak bisa dibayangkan mulus begitu saja, banyak sekali kendala kendala yang harus di persiapkan untuk menanggulanginnya. disini kami akan mengulas tentang cara budidaya menanggulangi serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro, yang menyebabkan panen menurun. para petani bawang merah bisa berupaya meningkatkan produksi bawang merah secara kuantitas, kualitas dan kelestaraian sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di kancah pedagangan bebas.

Cara Budidaya Bawang Merah

Beberapa prosedur yang harus di perhatikan ketika memulai membudidayakan bawang merah antara lain : 
Pra Tanam Bawang MerahSyarat Tumbuh
Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan, tekstur sedang sampai liat. Jenis
tanah Alluvial, Glei Humus atau Latosol, pH 5.6 – 6.5, ketinggian 0-400 mdpl, kelembaban 50-70 %,
suhu 25-320 C.

Pengolahan Tanah
Pupuk kandang disebarkan di lahan dengan dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2
Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu)
Dibuat bedengan dengan lebar 120 -180 cm
Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 40-50 cm dan kedalaman 50
cm.
Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan
diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 2 minggu.
Untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg
pupuk kandang matang, diamkan 1 minggu lalu taburkan merata di atas bedengan.

Pupuk Dasar
Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan dan
diaduk rata dengan tanah.
Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata
dengan tanah di bedengan.
Siramkan pupuk SUPER NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan
dosis ± 10 botol/1000 m2 dengan cara : 

  • Alternatif 1 : 1 botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
  • Alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan Super Nasa untuk menyiram 5-10 meter bedengan. Biarkan selama 5 – 7 hari
Pemilihan Bibit
  • Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
  • Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
  • Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau)
Fase Tanam Bawang Merah
  1. Jarak Tanam
    Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron
  2. Cara Tanam
    Umbi bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air ) Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yg telah direndam NASA Simpan selama 2 hari sebelum tanam Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.
Awal Pertumbuhan Bawang Merah ( 0 – 10 HST )
  1. Pengamatan HamaWaspadai hama Ulat Bawang ( Spodoptera exigua atau S. litura), telur diletakkan pada pangkal dan ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur dilapisi benang-benang putih seperti kapas. Kelompok telur yang ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan VIREXI atau VITURA . Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera exigua dengan ciri terdapat garis hitam di perut /kalung hitam di leher, dikendalikan dengan VIREXI. Ulat tanah . Ulat ini berwarna coklat-hitam. Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga kebersihan dari sisasisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya. Semprot dengan PESTONA. Penyakit yang harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun bawang, selanjutnya tanaman layu dengan cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau dibakar di tempat yang jauh. Preventif kendalikan dengan GLIO.
  2. Penyiangan dan PembumbunanPenyiangan pertama dilakukan umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang gulma atau tumbuhan liar yang kemungkinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan dilakukan pengambilan telur ulat bawang Dilakukan pendangiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir dan dibumbun agar perakaran bawang merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran (di Brebes disebut melem).Pemupukan pemeliharaan/susulan Dosis pemupukan bervariasi tergantung jenis dan kondisi tanah setempat. Jika kelebihan Urea/ZA dapat mengakibatkan leher umbi tebal dan umbinya kecil-kecil, tapi jika kurang, pertumbuhan tanaman terhambat dan daunnya menguning pucat. Kekurangan KCl juga dapat menyebabkan ujung daun mengering dan umbinya kecil.
  3. Pemupukan dilakukan 2 kali ( dosis per 1000 m2 )
    - 2 minggu : 5-9 kg Urea+10-20 kg ZA+10-14 kg KCl
    – 4 minggu : 3-7 kg Urea+ 7-15 kg ZA+12-17 kg KCl 

    Campur secara merata ketiga jenis pupuk tersebut dan aplikasikan di sekitar rumpun atau garitan tanaman. Pada saat pemberian jangan sampai terkena tanaman supaya daun tidak terbakar dan terganggu pertumbuhannya. Atau jika dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 diberikan pada umur ± 2 minggu.
  4. Pengairan Pada awal pertumbuhan dilakukan penyiraman dua kali, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman pagi hari usahakan sepagi mungkin di saat daun bawang masih kelihatan basah untuk mengurangi serangan penyakit. Penyiraman sore hari dihentikan jika persentase tanaman tumbuh telah mencapai lebih 90 % Air salinitas tinggi kurang baik bagi pertumbuhan bawang merah Tinggi permukaan air pada saluran ( canal ) dipertahankan setinggi 20 cm dari permukaan bedengan pertanaman
Fase Vegetatif ( 11- 35 HST )
  1. Pengamatan Hama dan PenyakitHama Ulat bawang, S. litura dan S. exigua Thrips, mulai menyerang umur 30 HST karena kelembaban di sekitar tanaman relatif tinggi dengan suhu rata-rata diatas normal. Daun bawang yang terserang warnanya putih berkilat seperti perak Serangan berat terjadi pada suhu udara diatas normal dengan kelembaban diatas 70%. Jika ditemukan serangan, penyiraman dilakukan pada siang hari, amati predator kumbang macan. Populasi diatas ambang ekonomi kendalikan dengan BVR atau PESTONA. Penyakit Bercak Ungu atau Trotol, disebabkan oleh jamur Alternaria porii melalui umbi atau percikan air dari tanah. Gejala serangan ditandai terdapatnya bintik lingkaran konsentris berwarna ungu atau putih-kelabu di daun dan di tepi daun kuning serta mongering ujung-ujungnya. Serangan pada umbi sehabis panen mengakibatkan umbi busuk sampai berair dengan warna kuning hingga merah kecoklatan. Jika ada hujan rintik-rintik segera dilakukan penyiraman. Preventif dengan penebaran GLIO. Penyakit Antraknose atau Otomotis, disebabkan oleh jamur Colletotricum gloesporiodes. Gejala serangan adalah ditandai terbentuknya bercak putih pada daun, selanjutnya terbentuk lekukan yang akan menyebabkan patahnya daun secara serentak (istilah Brebes: otomatis). Jika ada gejala, tanaman terserang segera dicabut dibakar dan dimusnahkan. Untuk jamur yang ada didalam tanah kendalikan dengan GLIO Penyakit oleh virus.
    Gejalanya pertumbuhan kerdil, daun menguning, melengkung ke segala arah dan terkulai serta anakannya sedikit. Usahakan memakai bibit bebas virus dan pergiliran tanaman selain golongan bawang-bawangan. 
    Busuk umbi oleh bakteri.
  • Umbi yang terserang jadi busuk dan berbau. Biasa menyerang setelah dipanen. Usahakan tempat yang kering.
  • Busuk umbi/ leher batang oleh jamur.
  • Bagian yang terserang jadi lunak, melekuk dan berwarna kelabu. Jaga agar tanah tidak terlalu becek (atur drainase).
  • Untuk pencegahan hama-penyakit usahakan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman lain (bukan golongan Bawang-bawangan. PESTISIDA Kimia digunakan sebagai alternatif terakhir untuk mengatasi serangan hama-penyakit.
Pengelolaan Tanaman
Penyiangan kedua dilakukan pada umur 30-35 HST dilanjutkan pendagiran, pembumbunan dan perbaikan bedengan yang rusak.
Penyemprotan POC NASA dengan dosis 4-5 tutup/tangki tiap 7-10 hari sekali mulai 7 hari setelah
tanam hingga hari ke 50-55. Mulai hari ke 35 penyemprotan ditambah HORMONIK dengan dosis 1-2
tutup/ tangki (dicampurkan dengan NASA).
Pengairan, penyiraman 1x per hari pada pagi hari, jika ada serangan Thrips dan ada hujan rintikrintik
penyiraman dilakukan siang hari.
Pembentukan Umbi  ( 36 – 50HST )
Pada fase pengamatan HPT sama seperti fase Vegetatif, yang perlu diperhatikan adalah
pengairannya. Butuh air yang banyak pada musim kemarau sehingga perlu dilakukan penyiraman
sehari dua kali yaitu pagi dan sore hari.
Pematangan Umbi ( 51- 65 HST )
Pada fase ini tidak begitu banyak air sehingga penyiraman hanya dilakukan sehari sekali yaitu pada
sore hari.
Panen dan Cara Panen
Panen 60-90 % daun telah rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55-70 hari, dataran tinggi umur
70 – 90 hari. Panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek. Pemanenan dengan pencabutan batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5-10 rumpun diikat menjadi satu ikatan (Jawa : dipocong)
Penjemuran dengan alas anyaman bambu (Jawa : gedeg). Penjemuran pertama selama 5-7 hari dengan bagian daun menghadap ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama2-3 hari dengan umbi menghadap ke atas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kadar air 89 85 % baru disimpan di gudang. 
Penyimpanan, ikatan bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu gudang 26-290C kelembaban 70-80%, sanitasi gudang. 

Demikianlah ulasan tentang cara budidaya bawang merah yang mungkin bisa menjadi referensi anda yang sedang ingin membudidayakan bawang merah. semoga ulasan artikel ini bermanfaat untuk sahabat sahabat sekalian...

Kamis, 17 Juli 2014

Madiun Kicau Mania Gizi Buah Kecipir dan Cara Menanam Kecipir - Peternak Burung Madiun

Kandungan Gizi Buah Kecipir dan Cara Menanam Kecipir - Buah kecipir bertipe polong, memanjang, berbentuk segi empat dengan sudut beringgit, panjang polong, memajang, berbentuk segi empat antara 5-35 cm, lebar sekitar 2,5 cm, mengandung 5-20 biji. pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 80-120 hari, yaitu saat polong berumur kira kira 21 hari terhitung sejak bunga mekar. polong muda, merupakan bagian tanaman yang paling banyak digunakan sebagian bahan sayuran, dapat dimakan mentah (sebagai lalap), direbus, atau dicampur sayuran lain sebagai sayur asam, sayur lodeh, urap, karedok, pecel, gado-gado. juga dapat diolah dengan cara ditumis atau di oseng. sebagai sayuran, polong muda tak hanya unggul dalam gizi, cita rasanya juga khas.

Kandungan Gizi Buah Kecipir

Beberapa kandungan gizi buah kecipir antara lain :
Sebagai supermarket on the stalk, kecipir merupakan sumber protein yang baik. Kandungan protein pada  bunga 2,8-5,6; daun 5-7,6; polong muda 1,9-4,3; biji segar 4,6-10,7; biji kering 29,8-39 dan umbi 3-15, masing- masing dihitung sebagai gram per 100 gram bobot segar.  Tingginya kandungan protein pada semua  bagian tanaman kecipir mungkin berhubungan dengan kemampuan akar tanaman ini untuk mengikat nitrogen dari udara bebas. Selain protein yang tinggi, pucuk muda (daun muda) yang dimanfaatkan sebagai sayuran daun juga  mempunyai kandungan vitamin A sebesar 20.000 international units per 100 gram bagian. Melihat kandungan protein dan vitamin A yang tinggi tersebut, tanaman kecipir sangat cocok untuk  dikembangkan lebih serius di negara-negara berkembang seperti Indonesia, untuk memenuhi asupan nutrisi melalui penganekaragaman makanan, baik bahan maupun penyajiannya.

Biji kecipir memiliki  kandungan protein, minyak/lemak dan komposisi asam amino yang sangat mirip dengan kedelai. Sedangkan  minyak biji kecipir kaya akan tokoferol (vitamin E) yang berfungsi sebagai antioksidan. Biasanya minyak biji  kecipir di ekstrak dari biji kecipir yang sudah tua.Tokoferol dapat mengkatalisis vitamin A dalam tubuh. Beberapa   vitamin lain yang terdapat pada kecipir, ialah thiamin, riboflavin, niasin, dan asam askorbat. Selain itu, kecipir juga mengandung mineral-mineral penting seperti kalsium, zink, sodium, potasium,  magnesium, fosfor, dan besi.  Zat besi penting untuk pembentukan  hemoglobin darah. lbu hamil dan menyusui disarankan mengonsumsi kacang-kacangan seperti kecipir, untuk  mencegah anemia akibat kekurangan zat besi. Kecipir juga mengandung asam behenat yaitu asam lemak yang tidak diserap usus sehingga tidak menyebabkan kegemukan bila dikonsumsi dalam jumlah banyak oleh manusia.
Beberapa manfaat lain dari kecipir  ialah menyuburkan tanah karena kemampuannya mengikat nitrogen bebas dari udara, sebagai pakan ternak, tanaman penutup tanah dan dapat di tumpang sarikan dengan tanaman kehutanan.


Cara Menanam Buah Kecipir 

Cara Penanaman. Hingga saat ini nampaknya belum banyak petani yang membudidayakan tanaman kecipir, padahal tanaman ini tergolong mudah untuk dibudidayakan. Syarat terpenting dalam pertumbuhannya adalah air tanah tidak menggenang dan iklim kering, derajat keasaman tanah (pH ) antara 5,5 - 7,0. Tanaman kecipir dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan ketinggian dari permukaan air laut antara 50 - 1200 (DPL ). Kecipir yang pada umumnya ditanam pada tanah tegalan atau tanah pekarangan ini, cara penananamannya, tanah terlebih dahulu diolah dan diratakan serta serta diberi pupuk organik dengan dosis 50 kg untuk setiap 10 meter persegi, hal ini diharapkan agar strukur tanahnya menjadi lebih gembur dan subur sehingga baik untuk pertumbuhan akar tanaman. Selanjutnya dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1,25 – 1,5 meter, tinggi 30cm dan panjang disesuiakan dengan keadaan tanah. Kemudian dibuat lubang-lubang kecil yang jaraknya 30-40 cm dan jarak antar barisan 60 cm. Setelah itu tiap-tiap lubang ditanami 2 biji benih kecipir dan ditutup tipis-tipis dengan tanah, Selanjutnya biji kecipir akan tumbuh setelah 5 hari dari penanaman, apabila tanaman sudah mencapai ketinggian 15 cm diberi lanjaran dan para-para dari bambu dengan ketinggian kurang lebih 1,5meter. Penyiangan sebaiknya dilakukan pada awal-awal pertumbuhan, hal ini untuk mencegah tumbuhnya gulma yang mengganggu tanaman, pemupukan dengan menggunakan pupuk Anorganik yang mengandung unsur N, P dan K boleh menggunakan pupuk NPK bungkusan yang sudah lengkap maupun dengan cara mencampur sendiri antara pupuk Urea, TSP dan KCl dengan dosis 5 gram perlubang tanam. Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanam dan pemupukan yang kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan. Pemanenan. Tanaman kecipir saat berbunga tidak serempak, namun secara bertahap dan terus menerus, dengan demikian maka hasil buah muda yang akan dipetik dapat berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama untuk persediaan buah sebagai sayuran atau lalapan. Kelangsungan yang agak lama ini justeru akan sangat menguntungkan bagi keperluan petani maupun konsumen lainnya. Pada saat tanaman sudah berumur 2,5 bulan, buah pertama sudah mulai dapat dipanen untuk dijadikan sayuran, baik untuk pecel, untuk sayur bening, untuk dioseng maupun sebagai lalapan. Sedangkan untuk buah yang tua dibiarkan mengering untuk diambil bijinya guna keperluan konsumsi maupun untuk keperluan pembibitan berikutnya.

Pengendalian Hama penyakit Hama penting yang selalu ada dan menyerang sepanjang tahun pada tanaman kecipir ini adalah hama ulat penggerek polong yang harus dikendalikan dengan cara dicari dan dimusnahkan agar tidak menjalar pada buah yang lain. Adapun penyakit yang biasanya menyerang adalah jenis cendawan yang menyerang buah polong yang masih muda, hal ini terjadi terutama jika keadaan iklim terlalu lembab. Potensi hasil Hasil dari tanaman kecipir yang biasanya kita petik adalah dalam bentuk buah muda atau polong muda rata-rata bias mencapai 2,0 - 3,0 kg per 10 meter persegi lahan pekarangan ,atau setara dengan 15 guludan apabila ditanam dengan sistim guludan, sedangkan bila diambil dalam bentuk biji kering maka akan diperoleh hasil kira-kira 1,5 – 2,0 kg Kandungan gizi. Dari beberapa literatur menunjukkan bahwa buah kecipir (terutama bijinya) merupakan sumber protein nabati yang banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Daun kecipir yang masih muda mengandung 5 - 10 persen protein dan bila dikeringkan bisa mencapai 25 persen. Dari hasil penelitian susunan kimianya ternyata kadar protein biji kecipir sangat tinggi rata-rata 33,5 persen, kadar lemak 17,5 persen. Biji kecipir juga mengandung zat kapur, Pospor, dan zat besi, dalam 100 gram biji kecipr mengandung 205-375 miligram zat kapur, 275-325 miligram Pospor dan 9,5 miligram zat besi.

demikianlah sekilas ulasan tentang buah kecipir, semoga bermanfaat bagi anda...
terimakasih.. kunjungi juga artikel di bawah ini ya... ('_')

Jumat, 20 Juni 2014

Madiun Kicau Mania BUDIDAYA TANAMAN KELENGKENG DALAM POT - Peternak Burung Madiun

BudidayaTanaman Kelengkeng – buah kelengkeng adalah buah yang harganya relative mahal. Banyak orang tertarik untuk membudidayakannya di rumah. Buah ini memiliki cirri khas rasa yang manis. Ada orang yang menyebutnya kelengkeng dan ada juga yang menyebutnya lengkeng. Buah ini memiliki kulit yang keras dan biji didalamnya. Bauh ini mirip dengan buah rambutan.

BUDIDAYATANAMAN KELENGKENG



Lengkeng merupakan tanaman keras mempunyai batang dan kayu yang kuat, sistem perakaran sangat luas dan mempunyai akar tunggang yang sangat dalam (terutama tanaman lengkeng yang berasal dari biji), sehingga sangat tahan terhadap kekeringan dan tidak mudah roboh. lengkeng dari biji bisa tahunan untuk bisa berbuah itupun kalau kita beruntung dan menanam 2 pohon ( satu pohon laki dan satu pohon perempuan.

TeknisBudidaya Buah Kelengkeng

Syarat Tumbuh

Lengkeng lebih cocok ditanam di dataran rendah antara 200-600 m dpl yang bertipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari empat bulan. Air tanah antara 50-200 cm. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering. Sementara tanaman led lebih senang pada dataran tinggi antara 900-l.000 m dpl.
Jenis-jenis unggulan Pohon Lengkeng Bangkok, diantaranya :
1.      DiamondRiver
Lengkeng Unggul Diamond River berasal dari Cina dan banyak dibudidayakan di Malaysia. Ciri-cirinya :
·         Daun hijau cerah, panjang 10cm, lebar 3-4 cm
·         Tepi daun bergelombang
·         Cabang mudah terbelah
·         Daging tebal, berair dan beraroma
·         Dapat berbuah saat umur 8-12 bulan
·         Produktivitas 10-20/pohon dari pohon berumur 2 tahun

2.      PingPong
Lengkeng Ping Pong memiliki tajuk dan daun yang unik. Dahannya cenderung memanjang, lentur dan menjulur kesegala arah. Ciri-cirinya : 
·         Daun oval, panjang 11 cm, lebar 4 cm
·         Tepi daun melengkung
·         Batang cenderung menggelancir
·         Buah seukuran bola pingpong, daging tipis, biji besar, beraroma
·         Dapat berbuah saat berumur 8 – 12 bulan
·         Produktivitas 1 kg/pohon dari pohon yang berumur 7 – 8 bulan

3.       Kristal
Ciri-cirinya :
·         Daun kurus panjang 19- 23 cm, lebar 5-6 cm, hijau muda
·         Tajuk menjuntai kebawah, batang seperti terkulai lemas
·         Daging buah tebal 4 – 5 cm
·         Produktivitas 35 – 48 kg/ pohon dari pohon yang berumur 3 tahun

4.      AromaDurian
Ciri-cirinya:
·         Daun lurus, kaku dan hijau tua
·         Tajuk kokoh, tidak menjuntai
·         Daging tebal, biji kecil, kering, kulit putih
·         Daging berbuah saat berumur 8 – 12 bulan
·         Produktivitas 2.5 kg / pohon dari pohon yang berumur 1.5 tahun.

Pemilihan Bibit

Perbanyakan tanaman dilakukan dengan cangkok dan okulasi. Perbanyakan dengan biji tidak dianjurkan karena umur berbuahnya cukup lama (lebih dari 10 tahun). Selain itu, bibit dari biji sering tumbuh menjadi lengkeng jantan yang tidak mampu berbuah. Bibit okulasi/cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun. Namun kini dengan teknik dan cara yang terampil hasil olahan bibit lengkeng sudah dapat belajar berbuah mulai dari umur 6 bulan dan rata-rata pada umur 1 tahun sudah bisa dipanen hasilnya. Budidaya lengkeng relatif sangat mudah dalam pengolahan dan pemeliharaanya.

Pengolahan Media Tanam

Pada dasarnya sama dengan yang diterapkan pada skala rumah tangga. Hanya di sini, penggunaan pupuk kandang dapat perhatian lebih, dimana di tahap awal penanaman pemberian pupuk kandang penting untuk diterapkan di media tanam. Kandungan unsur yang terurai dalam hara, berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman. Selebihnya media pasir, tanah liat, dan sekam bisa dikombinasikan. Jarak penanaman pada Budidaya Lengkeng, jarak tanam sekitar 8 m x 10 m (atau bisa kurang), lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah matang sebanyak 20 kg.


Pemeliharaan 

Setelah tanaman lengkeng dipindahkan dalam pot, langkah selanjutnya adalah perawatan harian yang meliputi penyiraman, pemupukkan, pencahayaan, atau pemangkasan apabila jika pohon sudah mulai besar dan siap berbuah. Selain itu penggantian media tanam juga perlu dilakukan setiap setahun satu kali, hal ini bertujuan agar tanaman lengkeng tetap produkif karena mendapatkan nutrisi dari media tanam yang baru. Penggantian media tanam tidak seluruhnya, akan tetapi disisakan media tanam yang sebelumnya untuk ditambah dengan media tanam yang baru.

Penyiraman bibit yang baru ditanam memerlukan banyak air. Oleh karena itu tanaman perlu disiram pada pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan secukupnya dan air jangan sampai menggenangi tanaman. Penggemburan diusahakan agar media tanam tidak memadat karena akan menghambat pertumbuhan akar. Pemadatan media biasanya terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Setelah itu, lakukan penggemburan dengan menggunakan sekop kecil. Hati-hati, jangan sampai merusak akarnya.Pemeliharaan penting lainnya adalah pemangkasan cabang yang tidak produktif dan ranting-ranting yang menutup kanopi. Dengan demikian, sinar matahari dapat masuk merata ke seluruh bagian cabang. Tumbuhan parasit (benalu) harus cepat dibuang. Tanaman lengkeng termasuk mudah tumbuh, tetapi sukar berbunga. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi pembungaan dengan jalan mengikat kencang batang yang berada satu meter di atas permukaan tanah. Batang dililit melingkar sebanyak 2-3 kali dengan kawat baja. Biasanya tanaman ini berbunga pada bulan Juli-oktober. Buah matang lima bulan setelah bunga mekar. Namun itu tergantung pengolahan dan pemeliharaan tanaman, terbukti tanaman lengkeng yang saya olah dalam drum dapat berbuah tidak mengenal musim.

Hama dan Penyakit

Hama yang biasa menyerang tanaman lengkeng adalah serangga pengisap buah (Tessaratomajavanica). Kelelawar merupakan binatang hama yang sering merusak buah yang matang. Penyakit yang sering menyerang saat musim hujan adalah mildu seperti yang menyerang tanaman rambutan. Untuk mencegah serangan kelelawar, pentil buah dibrongsong dengan brongsong yang dibuat khusus.

Panen dan Pasca Panen

Lengkeng termasuk buah non-klimakterik sehingga harus dipanen matang di pohon karena tidak dapat diperam. Pemanenan buah dilakukan saat pagi hari untuk mengurangi penguapan air dari buah dan menghindari panas karena sengatan matahari. Panen saat hari hujan juga sebaiknya dihindari. Kerusakan buah saat panen dapat mempercepat proses pembusukan buah, karena itu proses pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati.Pemanenan dilakukan dengan alat yang dapat memotong tangkai rangkaian buah. Alat panen berupa gunting bertangkai panjang yang tangkainya dapat diatur dari bawah. Tanda-tanda buah matang adalah warna kulit buah menjadi kecokelatan gelap, licin, dan mengeluarkan aroma. Rasanya manis harum, sedangkan buah yang belum matang rasanya belum manis. Pemasaran buah lengkeng kini sangat gampang karena stok lengkeng di pasar tradisional maupun pasar modern masih kekurangan. Peminat buah lengkeng juga sangat banyak, karena lengkeng merupakan salah satu buah yang sangat lezat.


Kamis, 19 Juni 2014

Madiun Kicau Mania BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI - Peternak Burung Madiun

BudidayaTanaman Kedelai – untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri kita masih impor. Padahal tempe, tahu yang sering kita konsumsi bahan bakunya adalah kedelai. Negara kita belum mampu memproduksi kedelai karena memang kedelai bukan asli tanaman dari Indonesia. Kita mengimpor kedelai dalam jumlah yang sangat besar.

BUDIDAYATANAMAN KEDELAI



Pemanfaatan lahan sawah beririgasi teknis sampai saat ini masih belum optimal, sebagian masih memiliki pola tanam padi – padi – bera, dengan demikian indeks perta-naman masih dibawah 300. Sebagian terdapat yang memanfaatkannya dengan pola tanam padi – padi – padi. Pola tanam yang demikian sangat membahayakan bagi per-kembangan hama dan penyakit tanaman, karena tidak terputusnya siklus hidup OPT padi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan pada lahan sawah beririgasi teknis meng-gunakan pula tanam padi – padi – palawija atau sayuran da-taran rendah. Salah satu tanaman palawija yang dianjurkan adalah kedelai, sehingga pola tanamnya menjadi padi – padi – kedelai.
Kedelai dianjurkan, sebab dapat diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
a. Dapat meningkatkan pendapatan petani.
b. Menambah kesempatan kerja bagi buruh tani.
c. Mengurangi import kedelai.
d. Menambah kesuburan tanah.
e. Dapat memutuskan siklus hama dan penyakit padi.

Penguasaan teknik bercocok tanam kedelai perlu dikuasai oleh para petani, leaflet ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan pengetahuan petani mengenai budi-daya kedelai.

Varietas dan Benih

Varietas kedelai yang dianjurkan untuk lahan bekas tanaman padi adalah varietas yang berumur genjah (kurang dari 80 hari) dan berumur sedang (81 – 89 hari). Tiga belas varietas yang dianjurkan, yaitu : Lokon, Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci, Merbabu, Raung, Rinjani, Lompo-batang, Lawu, Tengger, Dieng dan Jayawijaya. Sedangkan varietas local yang dianjurkan antara lain : Gajah, Slawi, TK-5, Loka Brebes dan Lumajang Brewok.

Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk mendapatkan benih bermutu tinggi adalah sortasi dan penyimpanan benih. Biji terpilih adalah yang sehat, utuh/ bernas dan memiliki daya tumbuh tinggi. Syarat-syarat benih bermutu, yaitu:
a. Murni dan diketahui nama varietasnya.
b. Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih.
c. Memiliki vigor yang baik : tumbuh cepat dan serempak, kecambahnya sehat.
d. Bersih, tidak tercampur dengan biji rumput, kotoran dan biji tanaman lainnya.
e. Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak terinfeksi cendawan yang menyebabkan busuk.
f. Bernas, tidak keriput dan utuh serta kering.
Keperluan benih per hektarberkisar antara 30 – 50 kg, tergantung pada :
a. Jarak tanam yang digunakan.
b. Ukuran biji ( berat 100 biji)
c. Daya tumbuh benih.

 Pengolahan Tanah

Pada umumnya bertanam kedelai di lahan sawah bekas padi sawah dilakukan tanpa pengolahan tanah. Pengolahan tanah, selain kurang berguna, juga meng-akibatkan penambahan biaya, waktu tanam kedelai ter-lambat dan tanah menjadi kering. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a.      Bila tanah terlalu becek, buat saluran drainase dengan jarak bedengan 3 – 4 m dan panjang disesuaikan dengan petakan, lebar 50 cm, dengan kedalaman antara 30 – 40 cm.
b.      Untuk menekan gulma dan mempertahankan kelembaban, gunakan mulsa (penutup tanah) dari jerami yang dipotong.


InokulasiRhizobium

Untuk lahan sawah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebaiknya dilakukan inokulasi Rhizobium, dengan tujuan untuk menumbuhkan bintil pada akar kedelai yang dapat mengikat unsur N dari udara. Caranya :
a.       Ambil tanah bekas pertanaman kedelai.
b.      Keringkan dan tumbuk sampai halus.
c.       Benih kedelai yang akan ditanam dibasahi dulu.
d.      Campurkan tanah halus tersebut dengan benih yang sudah dibasahi, dengan takaran 1 kg tanah untuk 10 kg benih, aduk sampai merata.

Saat ini ada Inokulum Rhizobium yang sudah jadi, dijual dipasaran, yang disebut legin, campurkan benih kedelai yang sudah dibasahi dengan 7,5 gram legin/1kg benih.

Penanaman

Sebaiknya penamanan dengan cara ditugal, dengan urutan sebagai berikut :
a.       Tanah ditugal di dekat tunggul jerami atau diantaranya.
b.      Letakan benih 2 – 3 biji pada lubang tugalan dan tutup dengan tanah atau abu sekam, abu dapur.
c.       Tutup dengan mulsa jerami atau dibiarkan terbuka.
d.      Penyulaman dengan biji sebaiknya dilaksanakan 4 – 7 hari setelah tanam.
e.       Jarak tanam yang dapat digunakan : 25 X 25 Cm, 20 X 20 Cm, atau 30 X 15 cm.

Pemupukan

Waktu dan cara pemupukan, pupuk diberikan tiga kali, yaitu :
a.       Pupuk dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara ditugalkan disamping tugalan biji, dengan dosis sepertiga dari total dosis.
b.      Pupuk susulan I : umur 25 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo disamping tanaman.
c.       Pupuk susulan II : umur 40 - 45 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo disamping tanaman.

Apabila air tersedia pada musim kemarau, tanaman kedelai perlu diairi, dengan cara membendung saluran drainase antar bedengan hingga air menggenangi bedengan, kemudian dibuka lagi. Drainase penting, sebab tanaman kedelai tidak tahan terhadap genangan air. Penggenangan dapat dilakukan tiap minggu, atau 5 kali pada umur 0, 14, 28, 42 dan 56 hari setelah tugal, atau 3 kali pada umur 0, 14 dan 28 hari setelah tugal.

 Penyiangan

Penyiangan dilakukan tergantung dari ada/tidaknya dan banyaknya gulma (tanaman pengganggu), apabila diperlukan dapat dilakukan 2 kali, yaitu pada 2 – 4 minggu setelah tanam dan kedua setelah tanaman selesai berbunga.

Hama dan Penyakit

Hama tanaman kedelai umumnya banyak menye-rang bagian batang tanaman muda, daun dan polong. Ham utama tanaman kedelai setelah padi gadu yaitu tikus, ulat grayak dan hama penggerek polong.
a.       Pengendalian hama tanaman yang masih muda.
Hama yang biasa menyerang yaitu lalat kacang atau lalat bibit. Lalat bibit meletakan telurnya pada keeping biji atau daun muda, menetas dan menggerak batang. Penggunaan insektisida Larvin pada benih dapat menekan serangan hama ini, dengan dosis 20 gram/kg benih.
b.      Pengendalian hama daun.
Hama daun terdiri dari berbagai jenis ulat, terutama ulat grayak, aphis dan lalat putih. Pengamatan intensif disertai pencegahan dini sangat diperlukan. Apabila tidak bisa diatasi dengan pencegahan, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan Atabron 50 EC, Matador 25 EC, Bayrusil 250 EC dengan dosis 2 cc/liter air.
c.       Pengendalian hama polong.
Hama polong terdiri dari penggerek polong dan pengisap polong. Pengendaliannya secara preventif dilakukan penyemprotan insektisida pada satu minggu setelah berbunga, dan diulang setiap dua minggu jika terdapat serangan, penyemprotan dihentikan dua minggu sebelum dipanen. Insektisida yang dapat digunakan yaitu : Trebon50 EC, Tamaron 200 LC dan Lannate dengan dosis 2 cc/liter air.
d.      Pengendalian hama tikus
·         Sebelum tanam kedelai, yaitu menjelang panen padi, adakan gerakan pengendalian tikus secara intensif dengan cara gropyokan dan emposan.
·         Lingkungan sekitar tanaman harus bersih, untuk meng- hindari tikus bersarang.
·         Adakan pengemposan dan pengumpanan tikus terus menerus selama pertanaman kedelai.
e.       Pengendalian penyakit
Untuk pengendalian penyakit karat daun dan sclerotium, dapat digunakan fungsidida, seperti Dithane M-45 dengan dosisi 2 gram / liter air. Sedangkan penyakit-penyakit tanaman kedelai yang disebabkan oleh bakteri dan virus masih sulit pengendaliannya, oleh sebab itu sebaiknya dilakukan iradikasi (tanaman yang terserang dicabut dan dibakar) atau memberantas serangga yang merupakan penularnya (vektor).


Panen danPascapanen

Ciri tanaman kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan polong menguning. Panen dilakukan denga cara membabad pangkal batang diatas permukaan tanah dengan sabit atau alat khusu lainnya. Berangkasan dijemur sampai kering, setelah kering dipukul-pukul dengan alat pemukul, sampai biji terpisah dari berangkasannya. Kemudian biji dibersihkan (ditampi), selanjutnya dijemur sampai kering betul (kadar air mencapai sekitar 10 – 12 %). Penjemuran harus menggunakan alas, agar kebersihan biji dapat terjamin. Pada umumnya biji (ose) kedelai untuk konsumsi setelah kering disimpan (dikemas) dalam karung, yang terbaik adalah karung goni